Kamis, 08 Oktober 2009

USAHA KECIL

Selamat pagi, kawan… “Dialog Interaktif Mario Teguh” hadir di Radio Suara Surabaya. Bersama Mario Teguh, MBA dari Exnal Corp Jakarta. Semoga dari perbincangan ini nanti dapat tercipta satu tambahan wawasan, penyegaran atau bahkan inspirasi solusi dari masalah yang Anda hadapi. Pagi ini kita akan membahas tentang “Small Business

2 MEI 2000 – SMALL BUSINESS

VIKA

Beberapa hari lalu saya membaca sebuah artikel di harian ibukota mengenai Runi Palar. Beliau adalah seorang pengusaha kerajinan perak yang berawal dari hobinya mengumpulkan barang-barang kerajinan terbuat dari perak.

Saya bertanya-tanya apakah sebuah hobi bisa menjadi suatu bisnis besar apabila diseriusi dan apakah ini berlaku pada semua orang?

MARIO

Memang benar.

Salah satu alasan dimulainya bisnis adalah karena kegemaran atau hobi. Tapi ada juga yang karena keterpaksaan, misalnya orang yang alergi susu kemudian berupaya mengolah susu yang tidak membuatnya alergi. Kemudian karena pangsa pasarnya besar maka pengolahan susu ini akhirnya dikembangkan menjadi lahan bisnis yang lebih besar.

Kesenangan, keterpaksaan dan ketertarikan, atau pokoknya segala hal yang berbau emosional akan membuat orang bersungguh-sungguh dalam berusaha.

VIKA

Apakah ada kemungkinan lain yang bisa menyebabkan seseorang mengembangkan suatu bisnis, selain karena faktor ketertarikan, keterpaksaan atau kesenangan?

MARIO

Saya tidak bisa membayangkan bagaimana seorang ibu rumah tangga terpaksa membuka usaha warung makanan untuk menambah penghasilan karena income suaminya tidak cukup kemudian berkembang menjadi sebuah restoran frenchise yang terbesar di Indonesia.

Ini toh, awalnya karena keterpaksaan. Tetapi kalau diperhatikan lagi bahwa dasar dari berkembangnya usaha ini adalah kesungguhan dari para pemulanya. Kesungguhan ini bisa berasal dari keterpaksaan, ketertarikan atau kesukaan.

VIKA

Untuk sebuah usaha kecil, mana yang harus didahulukan ‘keharusan’ atau ‘keinginan’ ?

MARIO

Saya percaya sekali bahwa dimana kita bekerja, dengan siapa kita menikah, dimana kita tinggal itu merupakan sistem rekrutmennya Tuhan. Jadi ada orang yang dibuat susah sehingga memikirkan bagaimana mendapatkan pendapatan tambahan dan kemudian menemukan bidang bisnis yang melayani orang banyak. Itu ‘kan sebuah proses rekrutmen. Masalahnya adalah apakah orang mau direkrut untuk kebaikan orang banyak.

Di EBB minggu ini saya membicarakan bahwa banyak orang tidak siap justru pada saat kesempatannya datang. Dia tipe orang yang mengeluh tidak diberi kesempatan oleh atasan atau lingkungannya.

Kita harus membangun pribadi menjadi lebih baik agar nanti sewaktu kesempatan datang, kita sudah siap menerimanya. Orang-orang yang sudah siap ini, biasanya adalah tipe-tipe orang yang meskipun tidak diberi kesempatan tapi mampu menciptakan kesempatan untuk dirinya sendiri.

VIKA

Kesempatan untuk berusaha itu ada pada semua orang, tapi bagaimana kita bisa membedakan atau mengukur antara usaha kecil yang membesar dengan usaha yang memang besar, tapi bukan dari sisi kapital ?

MARIO

Kalau kita menggunakan aturan SBA (Small Business Administration) di Amerika usaha kecil itu adalah usaha yang penjualannya di bawah 3,5 juta US dolar atau kalau manufacturing itu di bawah 35 juta US dolar. Dilihat dari jumlah karyawannya juga berbeda. Untuk bidang manufacturing karyawan sebanyak 500 orang itu masih termasuk kecil. Banyak pengusaha merasa minder dikatakan sebagai pengusaha kecil padahal sebenarnya dia ‘besar’ sebagai pengusaha kecil.

Kalau kita perhatikan, mau kita lihat dari sisi apakah besarnya sebuah usaha itu ? Asetnya, keuntungannya, atau ketenangannya ?

VIKA

Ketenangan dalam arti stabilitasnya, begitu ?

MARIO

Seorang pemilik warung gudeg yang usahanya di atas kali, mungkin merasa tenang karena tidak memiliki beban hutang, semua aset adalah miliknya sendiri. Dia lebih kaya dari seorang konglomerat yang harus menyiapkan paspornya untuk melarikan diri kapan saja karena ingin menghindari tagihan bank atau panggilan BPPN.

PENELEPON: NURUL

Selamat pagi, Pak Mario…

Saya punya usaha jahit yang saya mulai sejak dua bulan yang lalu. Sebelum saya memulai saya siapkan usaha menjahit pribadi, kolektif atau menjual kain, baju jadi, konsultasi model. Yang saya tanyakan begini, Pak, ‘kan sudah banyak langkah yang telah saya ambil, terus saya jadi bingung sendiri, langkah apa dulu yang seharusnya saya jalani?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar